بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Assalamualaikum Sobat Ubay Channel yang dirahmati Alloh……
Kali ini saya ingin berbagi tentang Penyebab Utama Perceraian. Disclaimer: tulisan ini tidak mengklaim paling benar, tapi haya bisa diambil hikmahnya. Tulisan ini terutama diperuntukkan pasangan suami istri yang baru berumah tangga dan orang tua yang baru punya menantu.
Jangan lupa untuk mengisi << klik
Dulu sebelum menikah, saya pernah mendengar dari teman (lebih tua) yang bekerja di KUA sebagai penghulu, beliau mengatakan kurang lebih “Faktor utama terjadinya perceraian dalam rumah tangga adalah karena ikut campurnya orang tua”
Ternyata pernyataan temanku di atas memang benar terjadi di lapangan. Dimana Penyebab Utama Perceraian Rumah Tangga Pemula adalah Ikut Campurnya Orang Tua. Walaupun pernyataan ini belum tentu 100% betul, tapi ini didukung dari 2 kasus yang menimpa teman
Kasus Pertama, ada seorang teman bercerita jika dia menikah di tahun 2019, karena suatu permasalahan yang dihadapi, istrinya sering mengadu ke orang tuanya dan sampai pulang ke rumah orang tua meninggalkan suaminya. Singkat cerita istrinya menggugat cerai dan resmi bercerai di tahun 2020.
Kasus Kedua, ini yang lebih parah lagi. Dia menikah kalau tidak salah di bulan Juli 2020, karena suatu permasalahan juga istrinya pulang ke rumah orang tua dan otomatis menceritakan segalannya orang tuanya bahkan ke saudara-saudara yang lain. Sehingga situasi semakin memanas. Hingga akhirnya di bulan Agustus 2020 mereka berpisah.
Orang tua ikut campur boleh, tapi ada batasannya......
Dari kedua kasus di atas mempunyai kesamaan yaitu karena campur tangan orang tua. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya bahagia. Karena saking cintanya, orang tua tidak ingin anaknya terluka dalam rumah tangga sehingga terkadang dengan “buta” membela anaknya. Sehingga lupa bahwa yang dibela seharusnya keutuhan rumah tangga anaknya, bukan anaknya seorang yang akhirnya rumah tangganya dikorbankan.
Sehingga jika orang tua ingin ikut campur dalam rumah tangga anaknya perlu mempunyai batasan, diantaranya
1. Hindari anggapan anaknya lah PASTI BENAR.
Karena wajar jika anaknya bercerita ke orang tua jika menghadapi masalah. Dan sudah umum jika anak bercerita biasanya “Aku yang Benar, Dia (pasangan) yang Salah”. Tapi itu belum tentu, apalagi anaknya baru kemarin menikah, dimana emosi jiwa muda masih mendominasi.
2. Jangan Mudah Terpancing Emosi Anak
Sebaiknya jika orang tua mendengar aduan anaknya, tidak serta merta menerima dan percaya bahkan ikut tersulut emosi anaknya bahkan lebih parah lagi semakin menyulut emosi anaknya atau dengan istilah “ngompori”
3. Jadilah Hakim Bukan Suporter/Pendukung
Ketika anak berumah tangga, orang tua seperti hakim yang tidak membela anak maupun menantunya, tapi yang dibela adalah keutuhan rumah tangganya. Sehingga ketika anaknya mengadu walaupun didengarkan dengan seksama tapi serta merta mempercayainya. Melainkan berusaha mencari kebenaran cerita anaknya, yaitu dengan cara juga mendengarkan dari sisi pasangannya.
4. Perceraian anak akhirnya menjadi beban baru
Saat pernikahan anaknya, banyak tetangga maupun kolega datang mengucapkan selamat bahagia, namun apa jadinya jika anak yang dicinta akhirnya berantakan rumah tangganya, tentunya akan menjadi beban baru yang berat. Apalagi dulu di awal rumah tangga anaknya, dengan harapan anaknya akan mandiri dan pulang membawa cerita bahagia atau cucu tercinta, tapi justru bercerai dan anaknya kembali lagi ke rumah orang tuanya yang setiap hari akan dilihatnya seperti masa kecil puluhan tahun sebelumnya. Sehingga sebelum itu terjadi, sebaiknya orang tua jangan mengompori anaknya untuk bercerai, kecuali setelah dipertimbangkan dari berbagai sisi terutama syar’i.
Orang tua sebaiknya.....
Saat anak dan pasangannya mempunyai masalah, orang tua sebaiknya
1. Berdo’a (Libatin Alloh)
Artinya tidak buru-buru meng-iya-kan emosi anaknya bahkan dirinya yang kebawa emosi juga, tapi meminta ke Alloh untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga anaknya. Sehingga berdoa secara khusus untuk rumah tangga anaknya. (Tips Do'a Agar Mudah Terkabul)
2. Mengajak anaknya untuk mendekat kepada Alloh
Biarpun anak sudah dewasa, tidak ada salahnya selalu mengingatkan anaknya senantiasa mendekatkan diri dan meminta pertolongan ke Alloh, jangan sampai hati panas diselimuti amarah.
3. Memberikan Nasihat Positif
Setelah anak mengadu panjang lebar, orang tua seharusnya mengajak anak untuk berfikir positif “bisa jadi suami/istrimu seperti itu karena ini itu”, Artinya di sini orang tua berusaha mendinginkan suasana.
4. Mempertemukan Anak dan Pasangannya
Untuk menjadi penengah, orang tua harus mendengarkan opini dari keduanya terutama orang tua bertemu dengan mereka berdua secara langsung karena di sini orang tua bersifat sebagai Dewan Penasihat. Tapi jangan sampai membawa saudara-saudara lain. Di lain sisi untuk mencari jawaban yang benar, tapi juga pertemuan ini bisa menjadi media rekonsiliasi atau cara memperbaiki hubungan secara tidak langsung, karena disitu akan terjadi kontak mata dan sebagainya yang akan memperngaruhi jiwanya.
5. Jika perceraian hampir terjadi
Tetap mengajak anak untuk berfikir jernih dan jauh, mempertimbangkan dari berbagai aspek seperti pengasuhan anak, pendidikan anak, ekonomi, kondisi orang tua yang semakin tua dan sebagainya. Dan mediasi yang perlu ditempuh lagi adalah dengan mendatangkan juru penengah seperti di surat An Nisa 35
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6. Jika Perceraian Resmi terjadi
Sebenarnya saya sangat berat membayangkan sebuah pernikahan yang resmi mengalami perpisahan, karena tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Tapi memang sudah menjadi takdir Alloh dalam kehidupan. Tapi jika perceraian belum benar-benar terjadi sebaiknya anak diingatkan dengan masa-masa dia bersama suaminya, bahkan bisa dengan membukakan lagi album foto pernikahan atau juga mengenakan lagi baju yang digunakan saat pernikahan.
Namun jika memang Cerai adalah cara satu-satunya, bimbinglah anaknya bahwa keputusan yang diambil itu karena mencari ridho Alloh dan setelah itu selalu memberikan motivasi terbaiknya.
Suami – Istri ketika ada permasalahan ……
1. Sebaiknya jangan bercerita ke orang tua
Jika ada masalah kecil saja sedikit-sedikit mengadu, apalagi jika mengalami masalah besar. Hal itu lah yang dari awal pernikahan menjadi komitmen kami. Saya tidak pernah satu kali pun menceritakan masalah dengan istri ke orang tua, begitu pula saya berulang kali menegaskan ke istri “mi.. kalau kita punya masalah jangan sampai cerita ke mamah”.
2 .. 3 dan berikutnya …. Insha Alloh segera dituliskan di lain artikel
Post a Comment
Post a Comment