بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Hari jum’at tgl 5 Agustus 2022 saya mengikuti seleksi masuk S3 di UIN Purwokerto. Kurang lebih ada 25 orang yang mengikuti. Yang saya rasakan, suasana batin beda sekali dengan dulu saat mendaftar S2, dimana saya semangat sekali harus diterima. Tapi kali ini, malah ada harapan jangan diterima, kenapa? Karena dulu bisa dikatakan tidak punya beban apapun, sekarang punya beban anak istri, pekerjaan dan bisnis.
Tanggal 10 Agustus keluarlah pengumuman dan saya DITERIMA. Subhanallah bingung bukan main, setelah berdoa kepada Alloh dan meminta pendapat orang-orang di sekitar akhirnya MUNDUR.
Alasannya:
1. Soal Tanggung Jawab gelar Akademik
Saya merasa sangat belum pantas jika mendapatkan gelar Doktor, dulu ingin S3 hanya karena punya mimpi. Saya takut menempuh S3 bukan karena Alloh, yaitu karena bisikan duniawi entah karena pujian atau kedudukan. Juga takut akan pertanggungjawaban di akhirat bahkan di dunia pun sudah dimintai tanggung jawab akademik.
2. Waktu
Ternyata waktu kuliahnya dari jam 16:30 sampai 21:00, Subhanallah. Sontak saya teringat istri yang dari pagi bersama 2 anaku yang masih kecil. Selain itu jam kerja saya di sekolah yaitu jam 7 sampai jam 15:15, berarti pulang ngajar tidak ke rumah, langsung ke kampus, dan pulang jam 9 malam. Ketika saya kabarkan waktu ini ke istri, terlihat muka dia sedikit khawatir, dan saya pun memaklumi.
3. Biaya
Per semester 6.000.000 seandainya ditempuh dalam 4 tahun berarti 48juta. Belum biaya sidang terbuka dan sebagainya yang bisa mencapai 20juta. Belum biaya transport, konsumsi, publikasi jurnal yang mencapai jutaan.
Memang kalau niat kuat, insha Alloh mampu. Tapi saya punya adik 3 yang sedang menempuh S1, sehingga khawatir S3 saya akan mengganggu kuliah mereka.
4. Beratnya proses
Saat ujian kemarin Profesor nya bilang “S3 itu tidak hanya modal kemauan, tapi juga perencanaan yang jelas”, sontak membuatku makin malas, terbayang-bayang betapa beratnya tugas di kuliah nanti. Memang kalau dieriusin Insha Alloh bisa, Cuma jika sudah teringat beban di pundak, terasa berat sekali.
Contohnya, tugas membuat jurnal harus menembus internasional, masya Alloh memang menantang, tapi pikiranku saat ini bukan lagi soal tantangan akademik, pokoknya sudah beda dengan dulu semangat sekali,
5. Bisnis
Sudah membutuhkan 4 tahun kuliah ditambah menghabiskan uang +- 70 juta, sebagai naluri pebisnis Cuma mikir “4 tahun buat mengembangkan bisnis, insha Alloh hasilnya luar biasa ditambah ada modal puluhan juta, lah ini 4 tahun baru lulus setelah itu bingung mau ngapain”
Setelah menekuni dunia bisnis, saya lebih mempertimbangkan soal profit daripada pusing-pusing karena sesuatu hal yang tidak mendatangkan profit. Bukan materialis, tapi jelas sekali keluarga sekarang lebih membutuhkan bantuan finansial daripada keilmuwan S3.
Bismillah, dari berbagai pertimbangan di atas, saya memutuskan untuk Mundur dan Mengubur impian menjadi Doktor / S3. Biarkan adik atau anak keturunan saya kelak yang akan mewujudkan impian itu, AAMIIN. Insha Alloh keputusan ini diambil dalam mencari Ridho Alloh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363)
Semoga yang membaca ini, Alloh memberikan keberkahan dan kemudahan ilmu dan rizki di dunia maupun akhirat.
Jangan lupa untuk mengisi 👉 dan membaca 👉
Post a Comment
Post a Comment