بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
1. Pertama kali mengenal shalat Sunnah Duha
Entah kenapa ketika saya jalan – jalan di sekolah baru, mata saya tertuju kepada mushala kecil. Terlihat banyak siswa-siswi berseragam mengambil air wudhu dan shalat. Awalnya saya juga heran, entah shalat apa, karena belum masuk waktu dzuhur. Ternyata mereka shalat Duha. Memang sebelumnya saya pernah mendengar tentang shalat sunnah Duha, tetapi saya belum tertarik untuk melakukanya.
Dengan penasaran dan perasaan malu, saya mendekati mushala kemudian mengambil air wudhu dan menunaikan shalat duha. Berhubung saya adalah siswa baru, saya menunaikan duha tanpa teman.
Solat Duha hamper menjadi rutinitas saya di setiap istirahat. Dan ternyata rutinitas itu Alhamdulillah bertahan sampai lulus SMA. Dan saya terkadang berusaha ketika shalat duha, mengajak teman-teman yang sedang santai istirahat. Dan hasilnya, hamper semua anak laki-laki di kelas saya ikut ke musola untuk shalat duha. Dan yang lebih mengesankan lagi, kedua teman saya yang beragama Kristen, mengikuti kami ke musola. Alhamdulillah, di lain cerita satu dari dua teman saya yang Kristen itu akhirnya meminta bimbingan Islam. Sampai dia ke rumah saya untuk minta diajari shalat.
2. Masuk Rohis ( pertama kalinya mengenal organisasi)
Suatu hari ketika saya ke musola, saya melihat ada brosur mengenai Rohanisasi Islam (Rohis). Karena saya belum tau apa itu rohis, saya Tanya ke teman saya, katanya itu organisasi keislaman, bagus deh. Karena penasaran, saya mencari jadwal kegiatanya di hari apa.
Suatu hari ketika ada perkumpulan Rohis, saya asal ngikut saja. Saya ingat betul, ketika itu ada satu orang dewasa yang ternyata dia alumni rohis, sedang musyawarah terkait kelangsungan Rohis. Ketika alumni meminta masukan dari juniornya, semua dari kami diam membisu. Padahal sebenarnya saya mempunyai usulan, akan tetapi saya malu sangat luar biasa, bagaimana tidak. Saya siswa baru, dan belum tau apa itu rohis. Di tengah keringat saya yang mulai bercucuran, akhirnya saya dengan sangat grogi mengeluarkan usulan saya.
Entah dengan alasan apa, tiba-tiba saya mendengar kabar, kalau saya dipilih menjadi Ketua Rohis angkatan 2009/2010. Sontak saya kaget sekali, karena saya baru mau masuk organisasi, tapi kok malah langsung diamanahi sebagai ketua. Saya panic sekali, saya langsung mencari cara bagaimana agar saya tidak menjadi ketua. Tapi ternyata berbagai cara tidak memberikan hasil. Dan akhirnya saya terpilih menjadi Ketua Umumu. Usut punya usut, alasan kenapa saya dipilih karena saya berani berbicara di awal pertemuan dulu.
Karena saya belum pernah berorganisasi, bahkan menjadi ketua, otomatis saya tak tau apa yang harus saya lakukan. Pernah suatu hari, ketika kumpul perdana. Saya dihadapkan dengan banyak anggota Rohis cewe dan cowo. Dan itu seharusnya tugas awal saya untuk mengkoordinir mereka. Tapi apa, saya sangat nerveous. Bagaimana tidak, saya ketemu sama cewe aja malu, eh sekarang malah harus berdiskusi mengenai organisasi. Akhirnya saya diam terus, sampai ada salah satu teman saya seperti menghina saya “ah ubay, masa ketua seperti itu. Diam terus”.
Tapi dari situ, saya mendpat pelajaran berharga, saya menjalani hari-hari sebagai ketua Rohis, yang dimana tidak hanya kepemimpinan yang ditonjolkan, juga tauladan yang ditampilkan.
3. Pertama kali deket dan jadian sama cewe
Saya belum pernah deket sama cewe, apalagi pacaran. Sampai suatu hari ketika saya duduk di kelas 2 SMA, saya deket sama cewe inisial namanya LC. Yang ternyata dia adik kelasku, dan satu organisasi, yaitu Rohis.
Ceritanya seperti ini, suatu hari saya punya masalah. Karena saya butuh tempat curhat, saya curhat semuanya ke dia. Dan saya tidak menyadari, ternyata obrolanya sudah melebar. Mungkin saya terlanjur nyaman dengan dia, dan dia nyaman dengan saya. Dia juga menceritakan, jika selama ini dia memperhatikan saya ketika saya shalat duha di musola. Katanya saya sujudnya lama, dikira sangat khusyuk.
Dan singkat cerita, entah bagaimana alurnya kita jadian. Cieee
Tapi karena saya tidak berpengalaman dalam pacaran, ya ketemunya ketika pulang sekolah. Ketika ketemu pun yang saya lakukan, hanya cermah. Layaknya ustadz atau kyai di depan jama’ahnya. Yang menjadi obrolan selalu nasehat Islam. Kan lucu,
4. Pertama kali mengikuti OSIS
Setelah saya mendapatkan amanah sebagai Ketua Rohis, saya menjadi penasaran dengan dunia organisasi. Karena saya sering mendengar kata OSIS, saya mencari informasi mengenai OSIS. Ternyata teman sekelas saya mau kumpulan OSIS, dan saya pun diajak. Ketika saya sampai dalam sebuah ruangan, ternyata sudah banyak siswa – siswa di situ. Saya melihat ada sekitar 7 siswa berdiri berbaris didepan puluhan siswa yang duduk di kursi.
Entah apa maksudnya, teman saya duduk di kursi bersama yang kebanyakan siswa, tapi saya suruh berdiri ke depan. Dan konyolnya saya pun menurut. Saya terkaget, bingung dan takut. Bagaimana tidak, ternyata yang berdiri di depan, adalah kandidat Ketua OSIS angkat baru (2009/2010). Saya ingin sekali mundur, ternyata saya dijebak. Tapi saya tidak berani mundur, akhirnya saya mengikuti alurnya.
Setelah dipilih menjadi kandidat ketua, kami diminta untuk membuat visi misi. Setelah itu, kami melakukan kampanye ke semua kelas 1,2 dan 3. Karena saya sama sekali tak punya pengalaman organisasi, saya tak tau apa yang harus saya lakukan. Sehingga saya hanya diam. Di hari pemilihan umum, setelah proses pemungutan suara selesai, kami calon ketua dan seluruh pengurus OSIS, juga guru pendamping kumpul dalam sebuah ruangan, guna melakukan penghitungan suara.
Dan yang paling saya khawatirkan adalah ketika saya terpilih menjadi Ketua Umum. Bagaimana tidak, menjadi Ketua Rohis aja baru kemarin sore, sekarang ditambah menjadi ketua osis. Dan apa yang saya khawatirkan menjadi kenyataan, perhitungan suara kelas 1, saya menduduki suara terbanyak. Saya sangat gelisah, kok bisa. Padahal saya tidak banyak yang kenal. Ditambah kelas 2, angkatan saya. Posisi saya semakin menguat, suara terbanyak.
Alhamdulillah, saya sangat lega sekali. Ternyata kelas 3 banyak yang tidak mengenal saya, sehingga jarang yang memilih saya. Hingga akhirnya saya di urutan ke 2, selisih hanya 10 suara dengan Ketua terpilih.
5. Pertama kali menjadi ketua panitia
Karena saya menjabat sebagai pengurus osis yaitu Ketua Bidang Ketaqwaan, sehingga saya diharuskan mengurusi bidang ketaqwaan, seperti Peringatan Hari Besar Islam. Sehingga saya diharuskan berani menjadi ketua panitia sekaligus tampil di atas podium. Memang sekarang itu hal sepele, tapi dulu itu sangat menakutkan.
Pernah suatu hari ketika peringatan Maulud Nabi, sekolah kami mendatangkan muballigh sekaligus penulis Nasional, yaitu Salim A. Fillah. Semua siswa dari kelas 1 sampai 3, bahkan semua guru kumpul di Aula Pertemuan. Tiba-tiba ust Salim A. Fillah mengajukan pertanyaan kepada audience. “kenapa di awal surat attaubah kita tidak boleh membaca bismillah”
Sebenarnya saya tahu, tapi saya sangat grogi. Bagaimana tidak, semua warga sekolah yang berjumlah ratusan ditambah semua guru berkumpul dalam Aula. Saya lihat tidak ada satu pun yang mengangkat tangan, juga Karena ada teman yang mendukung saya, akhirnya saya memberanikan diri maju ke atas panggung. Dan jawaban saya benar
Alhamdulillah, saya mendapat hadiah buku Best Seller karangan beliau yang berjudul “Dalam Dekapan Ukhuwah”. Tidak Cuma itu, saya mendapat tanda tangan juga foto bareng dengan beliau
6. Pertama kali mewakili sekolah untuk lomba
Ketika ujian praktik, kami kelas 3 diminta untuk membuat sandiwara per grup dalam satu kelas. Setelah selesai penilaian, ternyata diumumkan nama-nama siswa yang dipanggil oleh guru Bahasa Indonesia. Ternyata, ujian praktik itu menjadi proses seleksi untuk menyaring siswa yang mempunyai bakat drama. Dari ratusan siswa yang diseleksi, diambil kalau tidak salah 9. Dan ternyata saya termasuk di antara mereka.
Saya tidak menyangka hal itu terjadi, tapi saya terima saja untuk menambah pengalaman. Akhirnya kami dilatih sungguh-sungguh dalam drama. Karena untuk mewakili sekolah dalam perlombaan drama.
hikmah dari kisah di atas
alhamdulillah
Bandung, 24 Mei 2018
Post a Comment
Post a Comment